SHARE

istimewa

Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh NII yang tumbuh 2,3 persen (yoy), fee based income yang tumbuh 18,8 persen (yoy), serta pencapaian loan recovery sebesar 103,5 persen, sehingga pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP tumbuh 11 persen (yoy).

Sementara itu, melalui upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif, BNI juga dapat mencatatkan kualitas kredit dengan baik.

“Kami juga mencatat pada periode Maret 2022 ini total aset tumbuh 8,1 persen (yoy), kredit tumbuh 5,9 persen (yoy), serta dana pihak ketiga mampu tumbuh hingga 8,4 persen,” tuturnya,

Kendati demikian BNI tetap dapat menekan cost of fund pada level 1,46 persen yang merupakan posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menegaskan, sejak berdirinya, BNI terus aktif menjadi bagian dalam pembangunan perekonomian Indonesia. BNI juga mampu mengembangkan bisnis internasional ke berbagai negara menjadi jembatan pasar global bagi Indonesia.

“76 tahun ini merupakan ajang pembuktian BNI sebagai lembaga keuangan yang agile, mampu beradaptasi kala dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang sejatinya apabila dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi peluang untuk meraih kesuksesan,” katanya.

Dia melanjutkan, BNI akan terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas untuk dapat menjadi lembaga keuangan terunggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan.

“Kami mengapresiasi yang tinggi kepada semua stakeholder baik pemerintah, karyawan, serta nasabah yang tetap konsisten mendukung BNI. Kami akan terus menjalankan fungsi dan peran kami untuk menjaga dan meningkatkan kinerja positif ekonomi nasional,” ujar Royke.

Halaman :