SHARE

Istimewa

Juneman pun menyebutkan pelajaran lainnya yang bisa dipetik adalah dari segi psikologi lingkungan.

Komunikasi dan respons petugas yang bertanggung jawab untuk ketertiban dan keamanan sebuah massa perlu mengedepankan komunikasi yang humanis sehingga tujuan menjaga sebuah acara berlangsung kondusif bisa tercapai.

"Respons-respons yang mengatasi kekerasan atau kerusuhan dengan jalan yang 'agak instan' perlu selalu dipinggirkan sebagai jalan utama. Aparat perlu membangun resiliensi atau ketabahan fisik, pikiran, maupun emosi ketika menghadapi massa. Ini sangat penting,"katanya.

Adapun ketika hubungan yang harmonis dibangun oleh para petugas keamanan dalam hal ini seperti polisi dan masyarakat maka nantinya komunikasi seperti imbauan ataupun ajakan yang bersifat positif justru akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Terakhir, pembelajaran yang didapatkan ialah pentingnya melatih "mental pemenang" pada masyarakat sejak dini.

"Mental Pemenang" yang dimaksud ialah bukan saja bisa menaklukkan lawan namun mental yang bisa menerima kelebihan serta kekurangan lawan maupun diri sendiri.

Dengan demikian, ketika suatu pertandingan atau kegiatan berjalan tidak memenuhi ekspektasi maka baik secara individu maupun massa, masyarakat bisa menyikapi dengan bijak tanpa perlu menciptakan peristiwa yang merugikan banyak orang lain.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi melaporkan hingga Minggu sore (2/10) berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Malang, insiden kerusuhan itu menewaskan 131 orang.

Sementara menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di antara para korban sedikitnya ada 17 anak yang meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka.

Halaman :
Tags
SHARE