SHARE

istimewa

Saya pikir posisi Presiden Jokowi sebagai pemimpin negara Asia yang datang pertama ke medan perang Rusia dan Ukraina, kemudian bisa berbicara dengan kedua negara yang berperang merupakan langkah yang baik," kata Connie.

Connie mengatakan bahwa suasana kebatinan Presiden Jokowi tidak mudah mengingat perang Rusia dan Ukraina bukanlah perang antara dua negara, melainkan perang satu negara melawan satu negara bersama kawan-kawannya dengan Ukraina sendiri menjadi mandala perang bagi negara-negara lain sehingga situasinya rumit.

Ia juga mengajak semua pihak untuk meyakini upaya diplomasi Presiden Jokowi sebagai langkah baik. Namun, juga harus siap bahwa diplomasi untuk mewujudkan perdamaian Rusia dengan Ukraina membutuhkan proses yang panjang.

Kedua negara pastinya harus melakukan gencatan senjata terlebih dahulu, kemudian negara-negara G7 yang ikut terlibat dalam konflik tersebut juga mengurangi keterlibatannya dengan menarik semua senjata sehingga Rusia dan Ukraina bisa lebih tenang serta bisa menyelesaikan masalah di antara kedua negara tersebut.

Diplomasi Presiden Jokowi ini, kata dia, untuk membawa misi perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Hal ini kelak sangat menguntungkan posisi Indonesia sebagai Presidensi KTT G20 di Bali.

Menurut dia,  jika sudah terdapat langkah konkret dalam beberapa bulan ini, seperti gencatan senjata, kemungkinan Presiden Ukraina dan Presiden Rusia bisa hadir dalam KTT G20. Dengan demikian, berpeluang membuat Denpasar, Bali, yang menjadi lokasi KTT sebagai tempat yang melahirkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Halaman :