SHARE

China, Pakistan, dan India pada Senin mulai mengevakuasi warga negaranya dari Sudan yang dilanda konflik militer.

CARAPANDANG - China, Pakistan, dan India pada Senin mulai mengevakuasi warga negaranya dari Sudan yang dilanda konflik militer.

Beijing mengatakan Kementerian Luar Negeri China mengirim kelompok kerja ke Sudan dan gelombang pertama warga China telah dievakuasi dengan aman ke negara tetangga Sudan.

"Kami melakukan yang terbaik untuk melindungi keselamatan rekan kami di Sudan dan membuat rencana untuk evakuasi dan pemindahan," kata Juru Bicara Kemlu China Mao Ning.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar mengatakan New Delhi melancarkan operasi untuk mengevakuasi warga negaranya yang terperangkap di Sudan.

"Operasi Kaveri sedang berlangsung untuk membawa kembali warga kami yang terjebak di Sudan. Sekitar 500 warga India telah mencapai Port Sudan, dan lebih banyak lagi sedang dalam perjalanan," kata Jaishankar Dengan kapal dan pesawat yang telah disiapkan,

Jaishankar memastikan komitmen Pemerintah India untuk memulangkan semua warganya dari Sudan. Pihak berwenang di Pakistan mengatakan mereka bekerja untuk mengevakuasi warganya dari negara Afrika itu.

“Kami terus mengikuti perkembangan di Sudan dan bekerja dengan misi kami di wilayah tersebut untuk memberikan bantuan kepada warga Pakistan di sana.

Sebanyak 427 warga Pakistan mencapai Port Sudan dengan selamat dan sedang menginap sebelum pengaturan untuk perjalanan selanjutnya,” cuit Kemlu Pakistan.

Jepang juga mengevakuasi warganya dari Sudan.

Prancis telah memberikan bantuan ke Tokyo dan mengevakuasi warga negara Jepang dari negara Afrika yang dilanda konflik itu.

Berdasarkan laporan Kyodo News, warga Jepang diangkut menggunakan bus yang diatur oleh Turki untuk menuju Ethiopia. Jepang juga telah mengirimkan tiga pesawat yang tiba di Djibouti pada Minggu (23/4) untuk evakuasi.

Banyak negara telah mengevakuasi staf diplomatik dan warga negara mereka dari Sudan saat pertempuran sengit antara tentara dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah memasuki minggu kedua, meskipun sempat ada gencatan senjata sementara selama liburan Idul Fitri.

Sedikitnya 413 korban tewas dan 3.551 orang lainnya terluka sejak 15 April 2023, ketika konflik pecah di Ibu Kota Khartoum dan kota-kota lain di Sudan.

Dalam beberapa bulan terakhir, ketidaksepakatan antara tentara dan RSF atas reformasi keamanan militer berubah menjadi konflik yang panas.

Reformasi mengharapkan partisipasi penuh RSF di Angkatan Bersenjata Sudan, yang merupakan salah satu isu utama dalam proses negosiasi yang dilakukan oleh pihak internasional dan regional untuk transisi ke pemerintahan sipil dan demokratis.



Tags
SHARE