Beranda Feature Ragam Kisah Unik di Balik Riuhnya Tradisi Mudik

Ragam Kisah Unik di Balik Riuhnya Tradisi Mudik

Sejak pagi buta, deru kendaraan roda dua dan empat tak henti-hentinya melintas, menciptakan suasana khas musim mudik.

0
Ilustrasi | Istimewa

Berbekal sapu lidi di tangan, warga bersiap mengumpulkan koin yang dilemparkan para pemudik.

Tursini, seorang ibu paruh baya yang sudah bertahun-tahun menjadi penyapu koin, mengatakan bahwa kebiasan itu  sudah ada sejak lama dan eksistensinya masih bertahan hingga sekarang.

Dia mengisahkan, tradisi unik ini diyakini berasal dari mitos arwah kakak beradik Saedah-Saeni, penari ronggeng pantura yang konon berubah menjadi buaya dan kini bersemayam di sungai di bawah Jembatan Sewo.

Pengendara yang melintas percaya jika melempar koin di jembatan tersebut bisa membawa keselamatan selama perjalanan.

Banyak pengendara melempar koin sebagai bentuk saweran untuk keselamatan saat melintas di jembatan tersebut.

"Dulu bisa sampai Rp50.000 sehari (hasil dari sapu koin), sekarang paling Rp20.000 sampai Rp25.000," ujar Tursini kepada ANTARA.

Meski jumlahnya tak seberapa, dia mengakui uang itu tetap berarti untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tradisi yang dilakukan oleh warga sekitar dengan menggunakan sapu lidi untuk mengumpulkan uang logam yang dilemparkan pemudik tetap bertahan meskipun ada imbauan dari aparat kepolisian agar kebiasaan itu dihentikan demi keselamatan.

Kepala Polsek Sukra Polres Indramayu Ipda Nanang Dasuki menegaskan pihaknya telah berupaya mengedukasi warga tentang bahaya aktivitas ini bagi keselamatan mereka maupun pengguna jalan.

Namun, imbauan tersebut belum sepenuhnya dituruti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait