CARAPANDANG - Korea Selatan (Korsel) akan mengganti penghalang beton di tujuh bandara setelah kecelakaan pesawat Jeju Air, menewaskan 179 orang. Langkah ini diambil pascatinjauan keselamatan terhadap bandara di seluruh negeri, dilansir dari BBC News, Kamis (23/1/2025).

Kecelakaan tersebut menjadi yang paling mematikan dalam sejarah penerbangan Korsel. Pesawat Jeju Air meledak setelah menabrak penghalang beton di ujung landasan pacu Bandara Muan.

Penyebab kecelakaan masih belum diketahui, tetapi para ahli mengatakan, jumlah korban bisa lebih sedikit jika tidak ada penghalang beton tersebut. Penghalang beton itu menopang sistem navigasi pesawat yang dikenal sebagai localizer.

Selain di Bandara Muan, penghalang beton juga ditemukan di bandara lain di Korsel dan luar negeri. Inspektur keselamatan telah mengidentifikasi sembilan localiser yang perlu diubah, termasuk di Bandara Muan dan Bandara Internasional Jeju.

Dasar beton localiser ini akan diganti dengan struktur yang lebih ringan atau dikubur di bawah tanah. Penghalang beton di Bandara Muan akan dibongkar sepenuhnya, dan localiser akan dipasang ulang menggunakan struktur yang dapat pecah.

Manual Operasional Bandara Muan sebelumnya menyebutkan, penghalang beton tersebut terlalu dekat dengan landasan pacu. Dokumen tersebut merekomendasikan peninjauan ulang lokasi peralatan selama ekspansi bandara.