CARAPANDANG – Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani mengatakan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) lahir diwaktu yang sangat tepat.
Menurut Rosan lahirnya Danantara bisa diandalkan Indonesia menjadi negara yang mampu bersandar dengan kekuatan sendiri.
"Karena kalau kita lihat pada akhir-akhir ini tensi dari geopolitik, geoekonomi dunia yang sudah semakin meningkat tajam, menyadarkan banyak bangsa di dunia ini bahwa kita harus bersandar pada kekuatan kita sendiri," ujar Rosan saat memberikan laporannya di hadapan Presiden Prabowo di Townhall Meeting BPI Danantara bersama grup usaha BUMN di Jakarta Convention Center, Senin petang 28 April 2025.
Dia tegas mengatakan sudah saatnya Indonesa tidak lagi sepenuhnya bersandar pada kekuatan eksternal ekonomi bangsa lain. Maka itu, Danantara langsung tancap gas melakukan percepatan sejak diresmikan Presiden Prabowo pada 24 Februari 2025 lalu.
"Alhamdulillah sejak 1 Maret 2025 seluruh BUMN yang berjumlah 844 ini sudah resmi menjadi bagian dari milik Danantara Indonesia," ujarnya.
Saat peluncuran, Presiden Prabowo menegaskan bahwa BPI Danantara akan memainkan peran strategis dalam mengoptimalkan investasi BUMN serta memperkuat ekonomi nasional.
Danantara diharapkan menjadi sovereign wealth fund yang mampu mengelola aset lebih dari 900 miliar Dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar Dolar AS.