Mahyeldi menambahkan, perlu juga dilakukan pemantauan harga dan stok pangan secara real-time supaya gejolak pasar bisa segera diantisipasi.
Tak kalah penting, kata Gubernur, adalah membangun kolaborasi dengan sektor swasta dan akademisi untuk menciptakan inovasi pangan lokal yang punya nilai tambah dan daya saing.
“Jangan sampai kita kaya sumber daya, tapi masih bergantung pada pasokan dari luar. Kedaulatan pangan harus dimulai dari Nagari,” ujar Mahyeldi menutup arahannya.
Rapat ini ditutup dengan komitmen bersama untuk melakukan evaluasi secara berkala dan melaporkan perkembangan dari masing-masing daerah. Harapannya, dengan sinergi dan pengawasan yang konsisten, Sumatera Barat bisa menjadi provinsi yang tangguh dan mandiri dalam urusan pangan. (adpsb/cen)