SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM -   Polikrasi menggelar webinar dengan mengusung tema "Jalan Baru Flores Timur Part #1" pada Jumat (28/1) dengan menghadirkan sejumlah  narasumber antara lain Wasekjen Partai Demokrat Andi Nurpati, Wasekjen DPP Partai NasDem Hermawi Taslim, Psikolog dan Dosen UMJ Rohimi Zamzami dan Dosen FKIP Universitas Kutai Kartanegara Su'id Saidi.  Dan sebagai penanggap Dosen UMJ Muhammad Hayyun, Editor in Chief Geotimes dan Peneliti MAARIF Institute David Krisna Alka dan Ketua DPD Partai NasDem Flores Timur Albert Olak Sinuor. 

Acara yang berlangsung selama 3 jam melalui zoom meeting tersebut dimoderatori oleh Tenaga Ahli Anggota DPR RI Reno Laila Fitria. Pertemuan tersebut sangat produktif dengan respon positif dari peserta diskusi. Peserta pertemuan dari berbagai background dan berbagai wilayah ini memiliki kesamaan persepsi bahwa Flores Timur bisa bangkit dan maju sebagaimana Kabupaten Kota lainnya di Indonesia.

Direktur Polikrasi, Muhammad Husen Db, dalam sambutan sebagai Keynote Speech menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan wadah sekaligus jembatan penghubung ide dan gagasan produktif.

Dengan menghadirkan narasumber yang pakar di bidangnya masing-masing bisa melakukan deteksi terhadap bagaimana cara yang paling efektif untuk perbaikan dan perubahan Flores Timur ke arah yang lebih baik.

Lebih lanjut Debe menjelaskan webinar  ini bertujuan untuk menyusun relefansi semua anak Flores Timur sehingga  bisa melakukan imajinasi yang bisa membuat pola kerja dan titik temu yang lebih baik.

“Flores Timur bukan punya satu orang, satu suku, satu pulau, satu RAS tertentu, Flores Timur punya kita semua sebagai bagian dari peradaban republik ini. Jika kekuatan semua orang dengan segenap potensi dan kompetensinya bisa disatukan, maka misi besar pembangunan Flores Timur bisa terwujud. Produktivitas dan pola kerja kolektif menjadi poin penting," jelas pria yang akarb disapa Debe.

Sebagai narasumber pertama Andi Nurpati yang juga sebagai Wakil Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat berbicara soal Politik Nasional dan bagaimana cara membawa Flores Timur bangkit baik dari perspektif maupun politik kebangsaan. Agenda mendorong tokoh nasional untuk terlibat mendorong program pemerintah yang diprioritaskan untuk Kabupaten Flores Timur menjadi sangat penting.

Narasumber kedua, Rohimi Zamzam yang juga Sekretaris PP 'Aisyiyah berbicara tentang tokoh perempuan yang berbicara soal kepemimpinan yang basis kerja tentang kepekaan terhadap anak dan perempuan.

Dari perspektif psikologi, dia menjelaskan  pemimpin harus matang dan lebih mampu melakukan penguatan pada pendidikan karakter yang kuat. Pemimpin harus sadar betapa potensi masyarakat dengan semua kebutuhannya.

Selanjutnya Dr. Suid Saidi, menegaskan banyak hal tentang Pendidikan Politik dan Pendidikan Umum. Secara khusus, dia  menjelaskan tentang bagaimana aspek materi pendidikan politik bisa dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. “Hal ini penting guna menjembatani pemahaman politik masyarakat dengan politik terapan,” ujarnya. 

Narasumber terakhir Hermawi Taslim, Wakil Sekjen DPP Partai NasDem ini menjelaskan soal sosio politik Flores Timur.

Berbekal pengalaman dan sejarah petualangannya di Flores Timur baik langsung ataupun tidak langsung, menjelaskan betapa masyarakat Flores Timur menempatkan etika budaya di atas keimanan.

“Budaya dan kesantunan lebih diutamakan, dijaga dan dirawat. Ini adalah kekayaan yang sangat baik dan harus terus dilestarikan. Meski Flores Timur lebih banyak masyarakat beragama Katolik, tetapi tingkat kematangan pluralisik sangat kental. Semua ini berjalan dengan apiknya,” katanya.

Sebagai penanggap pada diskusi ini Ketua DPD NasDem Flores Timur, Albert Olak Sinuor. Albert menjelaskan banyak hal soal bagaimana potret Flores Timur, politik dan strategi pembangunannya.

Misalnya soal penting untuk fokus soal pertanian, kelautan, perkebunan dan peternakan adalah sektor produktif yang harus menjadi perhatian.

Sementara David Krisna Alka sebagai penanggap merespon beberapa karakteristik masyarakat Flores Timur yang secara kompetensi memiliki kualifikasi yang cukup dalam konteks pemikiran besar dari Anak Flores Timur yang tidak hanya berkiprah di tingkat Nasional tetapi juga di tingkat Internasional. Penanggap terakhir Muhammad Hayyun memotret Flores Timur sebagai daerah yang layak sejajar dengan kabupaten kota lain di Indonesia.

Sebagai moderator pertemuan itu Reno Laila Fitria memberi titik tekan pada beberapa hal diantaranya adalah frasa Jalan Baru menandakan bahwasanya perubahan untuk menjadi lebih baik harus dilakukan. Salah satunya dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Flores Timur.

“Manusia harus dijadikan titik sentral dan subjek, pemahaman akan dinamika perilaku manusia akan memperkaya setiap bentukan strategi dan intervensi yg akan dilakukan. Masyarakat Flores Timur memiliki kekuatan budaya, kondisi alam, sumber daya manusia dan yang mumpuni, maka saatnya perubahan untuk dimulai baik guna membangun "jalan baru" dan berjalan bersama di atasnya,” jelasnya.