SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Angka kasus stunting--gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis  diperkirakan meningkat karena pandemi Covid-19. 

"Angka stunting kita masih relatif tinggi, yaitu 27,6 persen pada 2019 dan diperkirakan pada 2020 terjadi kenaikan akibat dari wabah Covid-19," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Kantor Presiden Jakarta, Senin (25/1).

Dalam konferensi pers bersama dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo seusai menghadiri rapat kabinet mengenai upaya penurunan angka stunting, Muhadjir mengatakan bahwa pemerintah berupaya menurunkan angka kasus stunting sehingga mendekati 14 persen pada 2024.

"Bapak Presiden telah memberikan arahan kepada kami, bahwa sampai 2024 nanti angka stunting Indonesia ditargetkan akan turun mendekati angka 14 persen," katanya.

Menurut perhitungan pemerintah, guna mencapai target angka stunting 14 persen pada 2024, setiap tahun persentase kasus stunting harus diturunkan 2,7 persen. "Ini adalah sesuatu target yang luar biasa besar. Presiden memberikan arahan agar ada langkah-langkah yang luar biasa," kata Muhadjir.

"Caranya adalah alokasi anggaran yang selama ini tersebar di 20 kementerian dan lembaga diminta supaya difokuskan kepada beberapa kementerian yang memang memiliki perpanjangan tangan langsung ke bawah, dengan demikian hanya beberapa kementerian dan lembaga," ia menambahkan.

Presiden Joko Widodo memerintahkan BKKBN menjadi lembaga yang memimpin upaya untuk mencapai target penurunan angka stunting. "Ketua pelaksana dari program luar biasa di dalam penanganan stunting ini adalah di bawah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN sehingga kalau nanti kalau Bapak Presiden meminta pertanggungjawaban itu jelas siapa yang harus bertanggung jawab dalam penanganan stunting ini," tambah Muhadjir.

Tags
SHARE