SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Pancasila sebagai dasar negara dijadikan untuk tidak terlepas dari arus globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan globalisasi juga memiliki dampak yang tidak bisa dihindarkan, pembudayaan nilai-nilai Pancasila perlu diupayakan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Demokrasi Pancasila timbul dari nilai-nilai masyarakat asli Indonesia yang melekat padanya, selain itu demokrasi Pancasila merupakan jalan tengah yang harus disikapi dengan bijak karena merupakan alternatif pemersatu bangsa.

Pancasila memiliki hubungan yang erat dengan agama. Hubungan ini senantiasa menghadirkan sebuah konsekuensi hukum di Indonesia yang berlandaskan ketuhanan yang maha esa.

Hubungan Islam dengan Negara

Indonesia adalah negara yang menganut paham kebangsaan (nation-state), bukan negara teokratis yang didasarkan pada ideologi keagamaan tertentu.  Hampir semua paham agama-agama besar dunia ( Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha) hidup dan berkembang di negeri ini. Meskipun umat Islam merupakan kelompok terbesar dari populasi nasional (sekitar 87 persen), sikap terbuka dan toleran mereka terhadap kelompok-kelompok agama yang lain terasa menonjol.

Hal itu bukan saja terbukti dari hubungan antarumat beragama yang selama ini relatif harmonis, tetapi juga melalui sikap para pemimpin Muslim yang semenjak perumusan konstitusi kenegaraan di masa-masa pergolakan Kemerdekaan 1945, merelakan Republik Indonesia berdiri tanpa mencantumkan secara formal Islam sebagai dasar negara.

Di Indonesia hubungan agama dan negara pada dasarnya dimaksudkan untuk mengisi ruang agama untuk menciptakan kehidupan yang bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Hubungan Islam dan negara harus diartikan untuk menghadapi perkembangan zaman dan perkembangan masyarakat dalam berbagai aspek lainnya seperti ekonomi, politik, globalisasi, sains, teknologi, isuisu demokrasi, HAM, gender, pluralisme baik secara nasional ataupun internasional.

Hubungan Islam dengan Pancasila

Agama bukanlah musuh Pancasila, dan Pancasila bukanlah musuh agama, seringnya terjadi pergesekan dan kesalahpahaman serta mengadu agama dan negara menjadi permasalahan bangsa Indonesia.

Pada saat ini, mendefinisikan bukan negara sekuler dan negara Islam, melainkan negara bertuhan dan dijamin oleh konstitusi. Negara ber-tuhan yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika kita amati, Pancasila mempunyai makna yang sama dengan Islam yang terkandung dalam Alquran. Semua yang ada di dalam Pancasila pasti ada juga di dalam Alquran.

Berikut ini beberapa ayat Alquran yang mempunyai makna yang sama dengan Pancasila : Sila pertama Pancasila mempunyai makna yang sama dengan prinsip ajaran tauhid. Yaitu dalam ayat pertama, kedua dan ketiga surah Alfatihah.

Istilah tauhid apabila di bahasa Indonesia kan adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Ketuhanan adalah prinsip semua agama. Dan prinsip keesaan Tuhan merupakan inti dari agama Islam yang dikenal dengan konsep tauhid.

Dalam Islam tauhid harus diyakini secara totalitas, sehingga tauhid tidak hanya beruwujud pada pengakuan dan pernyataan saja, tetapi harus di buktikan dengan tindakan yang nyata.

Sila kedua, mempunyai makna sama dengan surah Al-Maidah ayat 8 "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil dekat dengan taqwa".

Demikian pula konsep beradab dengan menegakkan etika dan akhlaq yang mulia yang menjadi misi utama Nabi Muhammad saw, "Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia".

Sila ketiga juga ada dalam alquran surah Al-Hujurat ayat 13. "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."  Ayat ini sangat cocok dengan Indonesia yang memiliki banyak suku dan budaya.

Sila keempat, Sila ini juga terdapat dalam surah As-Syuro ayat 38. "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabb-Nya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rejeki, yang kami berikan kepada mereka." Dan sila kelima terdapat dalam surah An-Nahl ayat 90. "Sesungguhnya Allah menyuruh (manusia) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi (sedekah) kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbeuatan keji, kemungkaran dan permusukhan. Dia memberi pengajaran kepadamu (manusia), agar kamu dapat mengambil pelajaran".

Dengan demikian nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila tersebut tidak ada yang bertentangan dengan Islam dan mengamalkan Pancasila sama dengan mengamalkan syariat Islam. Sila-sila tersebut bersifat universal dan dalam agama lain pun juga mengajarkan demikian karena semua agama pasti mengajak dan mengajarkan kebaikan.

Jadi, pada dasarnya nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Pancasila tidak ada yang bertengan dengan Islam. Hubungan Islam dengan Pancasila sangatlah erat. Seluruh konsep yang terkandung di dalam Pancasila adalah manifestasi dari ajaran-ajaran Islam.

Jadi tidak perlu diperdebatkan lagi ketika ada suatu kelompok yang mengatakan Negara Indonesia harus Khilafah, lebih baik kelompok tersebut dibina dan diberi pemahaman bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil pemikiran dari orang-orang Islam terdahulu dan tidak ada yang bertentangan dengan syariat Islam. [**]

**Oleh: Nur Afriyani
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)


Tags
SHARE