SHARE

Ilustrasi | Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas masih menguat menjelang pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS) hari ini serta di tengah kisruh plafon utang pemerintah AS.

Pada perdagangan awal pekan, Selasa (9//5/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 2.034,17 per troy ons. Harganya naik 0,63%.

Penguatan itu memperpanjang tren positif emas yang juga menguat pada hari sebelumnya.

Emas masih menguat pada pagi hari ini. Beberapa perkembangan penting di AS menjadi pemicunya.

Pada perdagangan Rabu (10/5/2023) pukul 06:15 WIB), harga emas di pasar spot internasional ada di posisi US$ 2.036,65 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,12%,

Emas kembali menguat setelah kekhawatiran pasar mengenai kisruh plafon utang pemerintah AS kembali meningkat. Investor juga was-was dengan data inflasi AS yang akan keluar hari ini atau malam waktu Indonesia.

Seerti diketahui, Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan dengan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy.

Kedua belah pihak sebelumnya sudah menyatakan jika ini adalah percakapan biasa, dan kenaikan pagu utang tidak akan terjadi dalam pertemuan kali ini.

AS tengah mengalami masalah utang yang sudah mencapai batas pagu US$ 31,4 triliun. Jika tidak dinaikkan, maka Amerika Serikat terancam mengalami gagal bayar.

Hal ini menjadi salah satu penekan Wall Street dalam beberapa pekan terakhir.

Sebaliknya, kisruh ini membuat emas bersiinar terang. Banyak investor saham yang mengalihkan investasinya ke aset aman seperti emas.  Namun, kenaikan emas tertahan oleh sikap wait and see investor menunggu data inflasi AS.

Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) pada April diprediksi tumbuh 0,4% month-to-month (mtm) lebih tinggi dari sebelumnya 0,1%. Sementara secara tahunan atau year-on-year(yoy) diperkirakan sebesar 5%, sama dengan bulan sebelumnya

Jika inflasi belum juga melandai maka ini akan membebani gerak emas. Pasalnya, harapan melihat kebijakan dovish dari bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa memudar.

Presiden The Fed wilayah New York, John William mengatakan inflasi baru akan mencapai target 2% dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Ia juga membuka peluang suku bunga kembali dinaikkan.

"Kami tidak pernah mengatakan kenaikan suku bunga sudah berakhir. Kami akan memastikan mencapai target kami, kami akan menilai apa yang terjadi pada perekonomian dan mengambil keputusan berdasarkan data," kata William sebagaimana dilansirCNBC International, Selasa (9/5/2023).

Pasar melihat ada kemungkinan 91% jika The Fed mulai menahan suku bunga pada Juni mendatang. Namun, jika inflasi kembali kencang maka harapan itu bisa luntur.

Emas memang masih memiliki penopang lain yakni kekhawatiran krisis perbankan AS. Jika krisis memakan korban baru atau memburuk maka emas bisa kembali terbang.

Seperti diketahui, krisis perbankan AS telah memakan empat korban yakni First Republic, Silvergate Bank, Signature Bank, dan Silicon Valley Bank (SVB).

"Jika krisis perbankan berlanjut dan mulai mengkhawatirkan maka emas bisa melonjak menuju level US$ 2.100 per troy ons," tutur Ajay Kedia, direktur Kedia Commodities, dikutip dari Reuters.