SHARE

Istimewa

Sisi lain
Biar bagaimanapun, Dicky dan ratusan pekerja lain juga seorang manusia. Mereka punya rasa jenuh yang perlu dihilangkan.

Namun demikian, tidak banyak yang bisa dilakukan Dicky dan kawan-kawannya untuk membunuh bosan.

"Kalau bosan, kita bisa pulang ke mes," kata dia.

Di ruang sederhana berisi dua kamar, satu lemari dan satu televisi itulah Dicky berusaha menghibur diri.

Dari mulai menelfon keluarga hingga sekedar menonton televisi. Berbincang ringan dengan teman sekamar pun kadang menjadi pilihan untuk membunuh waktu.

Sesekali, Dicky dan beberapa teman lain menyempatkan melancong ke Duri yang menjadi salah satu pusat kota terdekat dari situ.

"Enggak jauh dari sini, kami 10 menit dari sini kalau berangkat pakai bus," jelas dia.

Di sana mereka menghabiskan waktu dengan bermain futsal. Sungguh hiburan yang sederhana di tengah kesibukan yang begitu padat.

Begitulah gambaran sederhana aktivitas mereka di sumur pengeboran. Dari tangan merekalah kita bisa lalu lalang melintas aspal dengan kendaraan.

Jika tidak karena mereka, entah dari mana bahan bakar untuk kendaraan akan didapat.

Walau tidak pernah tampil di layar kaca mengumbar jasa, perjuangan Dicky dan ribuan pekerja lain di 16.800 sumur kawasan Rokan patut diapresiasi.

Halaman :
Tags
SHARE