"Dunia berada di ambang perang nuklir setelah Kyiv menembakkan rudal jarak jauh buatan AS dan Inggris ke wilayah Rusia, dan Putin menanggapinya dengan menembakkan rudal balistik eksperimental berkemampuan nuklir ke Ukraina," tuturnya.
Lalu, Malofeyev kembali menambahkan bahwa jika AS tidak setuju untuk mencabut dukungannya terhadap Ukraina, Rusia dapat menembakkan senjata nuklir taktis. Ia menyatakan bila hal itu terjadi, kehancuran dunia telah dimulai.
"Akan ada zona radiasi yang tidak akan pernah dimasuki siapa pun seumur hidup kita," katanya. "Dan perang akan berakhir."
Lebih lanjut, Malofeyev menyebutkan bahwa Moskow hanya akan melihatnya sebagai syarat abadi untuk perdamaian jika Trump bersedia membahas titik-titik konflik global lainnya termasuk perang di Timur Tengah dan aliansi Rusia yang sedang berkembang dengan China. Ia juga menyatakan bahwa AS harus memahami bahwa Ukraina adalah bagian dari kepentingan inti Kremlin.
"Kami menginginkan perdamaian jangka panjang, semacam kesepakatan umum tentang tatanan global," tandasnya.
"Trump ingin tercatat dalam sejarah, dia akan segera berusia 80 tahun, dia seorang kakek. Putin juga tidak berusia 50 tahun lagi. Itu akan menjadi warisan yang mereka berdua tinggalkan untuk kita," tambahnya.