Selain itu, risalah rapat The Fed bulan Desember menegaskan bahwa pembuat kebijakan akan lebih berhati-hati dalam menyesuaikan suku bunga, mempertimbangkan risiko dari langkah-langkah ekspansif Trump.
Menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari, para investor merasa cemas dengan janjinya untuk mengenakan tarif pada berbagai macam impor, karena khawatir hal itu dapat memicu inflasi dan semakin membatasi kemampuan Fed untuk menurunkan suku bunga.
Kinerja emas minggu ini mencerminkan kombinasi kuat antara permintaan safe haven dan faktor-faktor ekonomi global. Sejak awal tahun, harga emas telah naik lebih dari US$ 65 per troy ons, dengan tren penguatan didukung oleh ketidakpastian geopolitik, mendekati pelantikan Trump, kekhawatiran akan kebijakan proteksionisnya menjadi fokus utama pasar.
Lalu angka tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan mencerminkan daya tahan ekonomi, meskipun meningkatkan peluang penundaan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Juga indeks dolar AS (DXY) relatif terkoreksi, mendukung penguatan harga emas sepanjang pekan.
Pada Jumat, emas sempat turun ke US$ 2.663,09 sebelum kembali menguat tajam hingga menembus US$ 2.686,24. Lonjakan ini menegaskan pandangan analis bahwa pelaku pasar enggan menjual emas dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi.